Sejarah sanggar cipta budi

Seni wayang adalah seni pagelaran tertua di indonesia.  Wayang berasal dari kata ‘Ma Hyang’ yang artinya menuju kepada roh spiritual , Dewa, atau Tuhan yang Maha Esa. Namun ada yang mengartikan wayang adalah istilah jawa yang artiya ‘bayangan’ , hal  ini disebabkan karena penonton juga bisa menonton dari belakang kelir atau melihaat dari bayangan nya saja.

1.Orang tua mereka

2. Bapak tarjaya (selaku anak pertama dan kakak dari bapak sujaya)


3. Bapak sujaya (selaku adik dari bapak tarjaya) 


Barulah berdiri sebuah sanggar (yaitu sanggal CIPT BUDI , pada 7 Mei 2010)



Sanggar cipta budi di buat dan mulai dipergunakan sejak 9 tahun yang lalu, yaitu pada tanggal 7 Mei 2010. Didirikan oleh dua bersaudara yaitu bapak tarjaya dan bapak sujaya. Mereka adalah kakak beradik yang meneruskan seni – seni pertunjukan wayang dari orangtua nya.

Sebenarnya sejak dahulu mereka sering mereka sering ikut dalam pagelaran wayang  yang dibawakan oleh ayahnya , namun ketika ayahnya wafat penerusnya adalah bapak tarjaya selaku anak laki- laki pertama, beliau masih tetap meneruskan yang sudah ada , beliau belum berinisiatif untuk kedepan nya bagaimana?, apalagi terfikirkan untuk membuat sebuah sanggar.

Lambat laun ketika bapak tarjaya sudah sepuh beliau juga merasa kalau dirinya sudah tak mampu untuk meneruskann nya lagi , beliau menyerahkan kepada adiknya yaitu sujaya yang dulunya juga belajar bersama ketika masih ada orang tuanya. Bapak sujaya juga selalu ikut apabila sedang tampil pada suatu acara ataupun saat latihan nya sehingga dia juga sudah menguasai tentang pagelaran wayang. Karena alasan itu juga bapak tarjaya mewariskan kembali kepada bapak sujaya.

Setelah pemindahan itu , berbeda dengan bapak tarjaya yang hanya memilih menerusakan tanpa perubahan . Bapak sujaya berusaha melakukan perubahan , beliau mulai mengajarkan tentang kesenian wayang kepada warga sekitar terutama pada anak – anak, dan akhirnya banyak juga yang ikut untuk bergabung dalam kesenian itu, sampai akhirnya beliau memutuskan untuk pindah bersama istri nya kerumah samping jalan yang sedikit luas sehingga bisa dibuat sebagai tempat untuk latihan dan menyimpan alat- alat serta wayang – wayangnya.

Lama - kelamaan bapak sujaya berinisiatif untuk memuat sebuat sanggar . dan akhirnya beliau membuat sebuah sanggar yang dinamai sanggar ‘CIPTA BUDI’ nama cipta budi diambil karena suku kata nya cipta yang berarti menciptakan dan budi yang artinya budaya leluhur, dan apabila digabungkan cipta budi bermakna menciptakan dan melestarikan budaya leluhur. Sanggar itu diresmikan pada 7 Mei 2010.

Hingga sekarang sanggar itu tetap aktif mengajarkan kepada anak –anak hingga memiliki tim inti yaitu  anak –anak dari SD Negeri 3 Juntinyuat. Dalam pelatihan kepada anak – anak itu tersebut tidak ada pungutan biaya sedikitpun. Dan untuk menghidupi keluarganya beliau membuka warung kecil- kecilan di samping jalan , beliau juga membuat peternakan burung dan pada saat- saat tertentu juga beliau membuka kedai ikan bakar yaitu ketika bulan puasa dan ketika lebaran tiba.

Bapak sujaya mengajarkan kepada warga sekitar dan anak- anak memiliki tujuan yaitu:
1. Mengajarkan budaya leluhur kepada generasi penerus.                                                                       2.Menjalin kerja sama antar Desa, Karang Taruna, dan Partisipasi Masyarakat.   

Dalam kesinian wayang paling sedikitnya terdiri dari : 10pemain  seorang dalang dan 1 orang sinden.   

Dalam 3 bulan terakhir ini sanggar cipta budi mengikuti 2 acara yaitu ; Acara ulang tahun indramayu (8 oktober 2019)  dan acara hajatan sekaligus Ruatan ( 18 november 2019).               

0 Komentar