Seperti halnya Adat
Ngarot, Sedekah Bumi, dan masih banyak lagi mapag sri juga merupakan adat yang
biasa dilakukan masyarakat Jawa-Sunda dalam menyambut musim panen, dalam adat
mapag sri juga biasanya akan diadakan pagelaran wayang yang biasanya dilakukan
pada malam hari.
Pengertian Mapag Sri
Mapag Sri adalah salah
satu adat/ budaya masyarakat Indonesia khususnyadi daerah Jawa dan Sunda yang dilaksanakan untuk
menyambut datangnya panen raya sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha
Esa
Mapag Sri apabila ditilik
dari bahasa jawa halus mengandung arti menjemput padi dalam bahasa jawa halus,
mapag berarti “menjemput”, sedangkan sri dimaksudkan sebagai “padi”. Maksud
dari menjemput padi adalah panen.
Mapag Sri dilaksanakan
dengan maksud sebagai ungkapan rasa syukur para petani kepada Tuhan Yang Maha
Esa karena panen yang diharapkan telah tiba dengan hasil yang memuaskan.
Mapag Sri dilaksanakan
menjelang musim panen. Meskipun panen ini berlangsung setiap tahun, Mapag Sri
selalu dilaksanakan setiap tahunnya. Ada beberapa faktor yang menyebabkan
upacara ini tidak bisa selalu dilakukan seperti faktor keamanan, dan faktor
buruknya hasil panen sehinggaupacara ini tidak dapat dilaksanakan.
Sebelum melaksanakan
upacara, kepala desa mengadakan musyawarah/rempugan dengan sesepuh desa atau
pemuka masyarakat. Maksud rempugan tersebut untuk menentukan hari dan dana yang
diperlukan untuk upacara. Usai musyawarah, para pamong desa melakukan
pengecekan ke sawah-sawah. Bila benar padi telah menguning, segera mengadakan pungutan
dana secara gotong royong. Besarnya pungutan tergantung kemampuan masyarakat.
Kalau
melihat dari urutan-urutan dalam lingkungan pertanian, upacara awal adalah
Upacara Sedekah Bumi, kemudian Upacara Baritan, dan terakhir Upacara Mapag Sri.
Untuk Upacara Mapag Sri biasanya dibentuk pada saat pembubaran panitia Upacara
Baritan. Bisa juga panitia Baritan dikukuhkan kembali untuk menjadi panitia
Upacara Mapag Sri.
https://id.wikipedia.org/wiki/Mapag_Sri
0 Komentar