Lampu temaran yang berasal dari lentera sederhana
menyinari sosok yang memainkan boneka-boneka tipis dengan aneka bentuk dan
warna. Sang dalang mengeluarkan beraneka macam jenis suara yang menggambarkan karakter
dari tokoh pewayangan yang dimainkan. Dengan bahasa Jawa Kawi yang rumit,
dalang mengucapkan dialog-dialog yeng menceritakan tentang lakon wayang yang
disuguhkan.
Wayang merupakan kesenian legendaris Indonesia yang
artinya bayangan, gambaran, atau lukisan mengenai kehidupan alam semesta. di
dalam wayang digambarkan bukan hanya mengenai manusia, namun kehidupan
manusia dalam kaitannya dengan manusia
lain, alam semesta, dan Tuhan. Wayang biasanya berfungsi sebagai penggambaran
alam pikiran orang yang dualistik. Ada dua hal, pihak atau kelompok yang selalu
bertentangan, baik dan buruk, lahir dan batin, serta halus dan kasar. Keduanya
bersatu dalam diri manusia untuk mendapat keseimbangan. Wayang juga menjadi
sarana pengendalian social, misalnya dengan kritik sosial yang disampaikan
lewat humor. Fungsi lain adalah sebagai sarana pengukuhan status sosial, karena
yang menanggap wayang adalah orang yang terpandang, dan mampu menyediakan biaya
besar. Wayang juga menanamkan solidaritas sosial, sarana hiburan, dan
pendidikan.
Mengenal Wayang Kulon dan Wetan
Mengenal Wayang Kulon dan Wetan
Sebenarnya, pertunjukan boneka tak hanya ada di
Indonesia karena banyak pula Negara lain yang memiliki pertunjukan boneka.
Namun pertunjukan bayangan boneka (wayang) di Indonesia memiliki gaya tutur dan
keunikan tersendiri, yang merupakan mahakarya asli dari Indonesia. Untuk itulah
UNESCO memasukkannya ke dalam Daftar
Representatif Budaya Takbenda Warisan Manusia pada tahun 2003. Hampir di
seluruh bagian di Indonesia memiliki ciri wayang sesuai dengan budaya setempat.
Di pulau jawa sendiri terdapat banyak gaya wayang yang berbeda-beda. Dan
tahukah kamu perbedaan antara Wayang kulon (JawaTengahan) dan Wayang Wetan (Jawa Timuran)? Berikut ulasa
tentang perbedaan Wayang dari dua daerah tersebut.
Jika kita lihat secara sekilas, tidak ada perbedaan
antara Wayang kulon dan Wayang wetan. Namun jika dilihat secara lebih seksama,
terdapat perbedaan bentuk, sabetan, dan karakter wayang yang dimainkan.
Perbedaan tersebut terjadi karena dasar buadaya asal dalang dan wayang yang
dimainkan. Wayang kulon mengambil dasar budaya keraton, baik dalam cerita
maupun bahasa yang dilafalkan oleh dalang. Berbeda dengan wayang kulon, wayang
wetan atau wayang jawa timuran mengambil dasar budaya yang berasal dari
masyarakat, sehingga dari cerita, sabetan, dan juga bahasa, wayang wetan lebih
kasar dibandingkan wayang kulon.
Sebagai contoh, dalam lakon Gatotkaca lair yang
dapat dimainkan dengan gaya wayangan manapun, cara dalang wayang wetan
melafalkan cerita akan terdengar lebih kasar dibandingkan dengan dalang wayang
kulon. Selain itu, warna dari tokoh wayang Gatotkaca juga Nampak berbeda. Dalam
wayang kulon, Gatotkaca berwarna hitam sedangkan dalam wayang wetan, warna
merah akan menjadi warna Gatotkaca.
Wayang wetan yang merupakan wayang jawa timuran ini memiliki 4 gaya pewayangan yang berbeda, yaitu gaya Trowulan, gaya Ngawi-Nganjuk, gaya Banyuwangi, dan gaya Surabaya-Jombang-Mojokerto. Keempat gaya ini pada dasarnya hampir sama satu sama lain, namun memiliki sedikit perbedaan pada cara dalang memainkan dan menceritakan lakon.
Wayang wetan yang merupakan wayang jawa timuran ini memiliki 4 gaya pewayangan yang berbeda, yaitu gaya Trowulan, gaya Ngawi-Nganjuk, gaya Banyuwangi, dan gaya Surabaya-Jombang-Mojokerto. Keempat gaya ini pada dasarnya hampir sama satu sama lain, namun memiliki sedikit perbedaan pada cara dalang memainkan dan menceritakan lakon.
Wayang tidak hanya menjadi identitas masyarakat
jawa, namun juga sudah menjadi identitas masyarakat Indonesia. Selain di jawa,
wayang juga tersebar di provinsi lain di Indonesia seperti menak sasak dari
NTB, wayang banjar dari Kalimantan, dan wayang betawi dari DKI Jakarta.
https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/mengenal-wayang-jawa-timuran/
https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/mengenal-wayang-jawa-timuran/
0 Komentar