Pengertian Adat
Nadran
Nadran adalah upacara
adat para nelayan di pesisir pantai utara Jawa, seperti Subang, Indramayu dan
Cirebon yang bertujuan untuk mensyukuri hasil tangkapan ikan, mengharap
peningkatan hasil pada tahun mendatang dan berdo’a agar tidak mendapat aral
melintang dalam mencari nafkah di laut. Inilah maksud utama dari Upacara Adat
Nadran yang diselenggarakan secara rutin setiap tahun. Selain upacara ritual
adat, kesenian tradisional serta pasar malam pun diselenggarakan selama
seminggu. Di Kabupaten Indramayu, umumnya Upacara Adat Nadran diselenggarakan
antara bulan Oktober sampai Desember yang bertempat di Pantai Eretan Kulon,
Eretan Wetan, Dadap, Limbangan dan Karangsong. Sedangkan di Kabupaten Subang,
di antaranya adalah di Pantai Blanakan.
Adat Nadran umumnya
dilaksanakan di masyarakat kalangan pinggir laut atau masyarakat pesisir, pada
awalnya nadran dianggap sebagai pestanya para nelayan. Para nelayan membuat
kegiatan adat nadran sebagai rasa syukur kepada sang pencipta Allah SWT dan
penguasa laut, atas hasil laut yang melimpah membuat kesejahteraan para
nelayan
Kata “Nadran” yang
artinya “Nadar” mempunyai arti syukuran, atau bahasa jawa nya “Kaulan” , kenapa
kaulan atau nadar, itu kebiasaan para nelayan ketika saat usahanya mendapat
hasil dan bisa mensejahterakan mengucapkan rasa syukur dan “Terima kasih”dan
janji pada diri sendiri, yaitu berjanji jika usahanya jadi atau berhasil
memiliki “Kaul” atau nadar akan melakukan slametan atau syukuran .
Sejarah
Adat Nadran
Nadran pada saat
sebelum agama islam masuk ke Indonesia khususnya di daerah Jawa dinamakan
“Srada”, pada jaman dahulu upacara Srada adalah upacara pemujaan kepada arwah
orang-orang yang dituakan (Nenek moyang) dan ucapan syukur kepada Kang Murbeng
Dumadi atas diberinya keberkahan, rezeki, dan keselamatan. Sampai sekarang
upacara adat nadran di Indramayu
diadakan secara besar-besaran yaitu dua tahun sekali.
Nadran sebenarnya
merupakan suatu tradisi hasil akulturasi budaya Islam dan Hindu yang diwariskan
sejak ratusan tahun secara turun-temurun. Kata nadran sendiri, menurut sebagian
masyarakat, berasal dari kata nazar yang mempunyai makna dalam agama Islam:
pemenuhan janji. Adapun inti upacara nadran adalah mempersembahkan sesajen
(yang merupakan ritual dalam agama Hindu untuk menghormati roh leluhurnya)
kepada penguasa laut agar diberi limpahan hasil laut, sekaligus merupakan
ritual tolak bala (keselamatan).
Sesajen yang diberikan,
disebut ancak, yang berupa anjungan berbentuk replika perahu yang berisi kepala
kerbau, kembang tujuh rupa, buah-buahan, makanan khas, dan lain sebagainya.
Sebelum dilepaskan ke laut, ancak diarak terlebih dahulu mengelilingi
tempat-tempat yang telah ditentukan sambil diiringi dengan berbagai suguhan
seni tradisional, seperti tarling, genjring, barongsai, telik sandi, jangkungan,
ataupun seni kontemporer (drumband), di setiap acara nadran selalu digelar wayang kulit
selama 1 minggu.
Nadran atau kadang
disebut labuh saji dapat juga diartikan sebagai sebuah upacara pesta laut
masyarakat nelayan sebagai perwujudan ungkapan syukur kepada Tuhan Yang Maha
Esa atas rezeki yang diberikan-Nya lewat hasil laut yang selama ini didapat.
Selain itu, dalam upacara nadran juga dilakukan permohonan agar diberi
keselamatan dalam melaut, serta tangkapan hasil laut mereka berlimpah pada tahun
mendatang.
0 Komentar