Pembuatan Wayang Golek



     Proses pembuatan sebuah wayang golek terhitung rumit. Langkah pertama yaitu, mengukir bentuk wajah. Detail wajah, mulai dari lekukan hidung, mata, hingga hiasan dibuat sedemikian halus. Proses pewarnaannya pun menggunakan beberapa kuas. Untuk beberapa detail seperti riasan kelopak mata perlu kuas yang kecil agar hasilnya sempurna.     Langkah selanjutnya adalah membuat bagian tubuh. Wayang golek memiliki bentuk tubuh yang terpisah dengan tangan. Pada bagian atas, kanan, kiri dan bawah tubuh diberi lubang untuk menyatukan kepala dan lengan menggunakan tali. Setelah beberapa bagian selesai dibuat, sampeurit (kayu penyangga kepala) dipasang, agar kepala wayang bisa digerakan. Kemudian tuding ( kayu pemegang dalang) dipasang di kedua tangan wayang.     Satu lagi yang menjadi bagian penting dari wayang golek adalah pakaian tradisional sesuai dengan tokoh aslinya. Untuk atasan, terbuat dari kain bludru dengan hiasan monte berwarna emas atau perak. Lalu bawahannya, memakai kain batik. Biasanya Cecep menyediakan tiga macam warna untuk wayang golek Rama dan Shinta. Ada yang bercorak hitam -putih, coklat-emas, dan putih-merah.


TAHAP-TAHAP DAN ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN.

Tahap pembuatan wayang golek adalah tahap pertama bakalan atau disebut jug sebagai bahan kepala wayang pengerajin terlebih dahulu membayangkan pola wayang golek sesuai pola tokoh yang di pesan ,rata-rata lebar kayu yang dipakai itu kurang lebih 1 jengkal 2 jari itu untuk kepala wayang.

    Kemudian di pola dan di ukir dengan pisau raut khusus juga bermacam - macam ukuran pisau nya karena pisau menetukan juga ukiran-ukiran dan bentuk pada wayang golek terkadang bilamana kayu tersebut sangat lah berat biasanya pengrajin membelah dua kayu tersebut kemudian pada bagian dalamnya di kerok atau di bobok supaya ringan , dan kemudian tempelkan kembali dengan lem kayu dengan di campur serbuk gergaji dan biasanya didiamkan selama 2 sampai 3 hari supaya sangat rapat terkadang bila kayu itu masih basah biasanya pengerajin mempunyai teknik dengan istilah di unun atau di asap diatas dapur tradisional sunda. 

0 Komentar